Perawatan Kejang di Beijing, Tiongkok

Gangguan kejang merupakan salah satu gangguan neurologis yang paling umum. Gangguan ini ditandai dengan lonjakan sinyal listrik di otak yang dapat menyebabkan hilangnya kesadaran, gerakan lengan dan kaki yang tidak disengaja, kedutan dan gemetar, kebingungan sementara, dan menatap satu titik. Masalah dengan kejang adalah bahwa hal itu tidak dapat dikendalikan dan dapat terjadi kapan saja, yang berarti bahwa hal itu dapat mengganggu apa pun yang sedang dilakukan pasien. Gangguan kejang juga dikenal sebagai epilepsi.

Perawatan yang tersedia sebagian besar berfokus pada pengendalian kejang dan pengurangan gejala. Hal ini biasanya dilakukan melalui penggunaan obat-obatan, yang membantu mengurangi intensitas dan frekuensi kejang. Dalam beberapa kasus, pasien terbebas dari kejang untuk waktu yang lama, tetapi masalahnya adalah mereka tetap harus minum obat, atau kejang akan kembali. Jika obat-obatan tidak membantu, maka bedah saraf direkomendasikan, meskipun operasi otak terbuka selalu berisiko, itulah sebabnya operasi ini hanya diperuntukkan bagi kasus yang lebih parah.

Namun, dengan kemajuan teknologi medis dan penelitian sel punca, kini tersedia pengobatan baru untuk kejang. Salah satunya, di Rumah Sakit Internasional Beijing Puhua, difokuskan pada penggabungan operasi otak minimal invasif stereotaktik (dengan bantuan robot) dengan penyuntikan sel punca ke dalam otak pasien. Melalui prosedur yang dipandu robot, yang disebut ablasi frekuensi radio, sel punca disuntikkan ke dalam otak pasien; sel-sel tersebut kemudian mulai bekerja memperbaiki sel-sel otak, yang membantu pasien pulih. Ini dikombinasikan dengan terapi rehabilitasi dan pengobatan tradisional Tiongkok (TCM), untuk meningkatkan efek sel punca. Dengan penggunaan sel punca, penderita epilepsi melaporkan tidak lagi mengonsumsi obat-obatan tanpa mengalami kejang.

Posisi stereotaktik memungkinkan dokter bedah memetakan otak manusia dalam tiga dimensi dan menentukan area yang terkena hingga kurang dari 1 mm. Setelah diposisikan, lesi tunggal atau ganda dan area yang terkena dapat ditangani dengan efek minimal pada jaringan di sekitarnya yang telah meningkatkan hasil yang terlihat oleh pasien epilepsi yang sulit diobati secara signifikan.